PENYEBAB DAN DAMPAK KENAIKAN HARGA BAWANG
Oleh:Sochibatul Lailiyah
Universitas Yudharta Pasuruan
Pihak pemerintah, pakar maupun pengamat sudah memberikan alasan mengenai kenaikan harga bawang merah dan putih di atas rata-rata normal sebelum ini. Pada umumya pandangan mereka hampir sama, penyebab kenaikan itu berbeda namun dampaknya tetap sama, yaitu harganya naik.
Untuk bawang putih, yang memang kebanyakan merupakan barang import dari China dan India, kenaikan terjadi karena stok langka di pasaran disebabkan terlambatnya rekomendasi import dari kementerian teknis.
Sedangkan untuk bawang merah, stok langka karena hasil hasil panen pada sentra produksi bawang merah di Jawa terganggu di akibatkan banjir beberapa waktu lalu.
Anehnya, kenaikan harga pada masing-masing daerah sangat beragam dan tidak selalu terkait dengan stok barang.
Di sisi lain, kebijakan impor bawang putih yang semakin besar ternyata menekan harga bawang putih yang ada di dalam negeri. Sebab, harga harga bawang putih impor tersebut cukup murah sehingga harga bawang putih di dalam negeri tertekan
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai kenaikan
harga bawang merah dan bawang putih terjadi karena Kementerian Pertanian
memberlakukan kebijakan larangan impor. Saat ini, ujar Gita, bawang impor sudah
siap masuk ke pasar-pasar di Indonesia namun terkendala akibat tidak mendapat
izin.
Sementara menurut Menteri Pertanian Suswono, pihaknya
akan menyelidiki dan mencari penyebab naiknya harga bawang merah dan bawang
putih.
“Kalau harga biasanya ya supply/demand. Boleh jadi
sekarang ini harga naik karena mungkin pasokannya agak berkurang. Makanya ini
yang sedang kita lakukan penyelidikan, kekurangannya faktornya apa,” ujarnya.
Menurut Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tanjung,
harga berbagai macam pangan di Indonesia sering dipermainkan. Ia menambahkan
dalam menghadapi ketidak pastian harga-harga, seharusnya pemerintah dan pihak
terkait seperti importir dan asosiasi mencari solusi
Dampak Kenaikan Harga Bawang, Produksi Olahan Bawang Merah Nyaris Gulung Tikar
Melonjaknya harga bawang merah dua pekan terakhir juga dirasakan sejumlah pengusaha produksi olahan bawang di Probolinggo, bahkan mereka nyaris gulung tikar akibat tak dapat berproduksi meski permintaan terus berdatangan.
Nurul Khotimah, warga desa Tegal Rejo kecamatan Dringu kabupaten Probolinggo, salah satu pengusaha produksi olahan bawang daerah setempat tak mampu berbuat banyak, saat harga bawang merah sebagai bahan baku produksi olahannya terus merangkak naik hingga menembus angka 40 ribu per kilogram.
Sejak dua pekan terakhir, ia mengurangi jumlah produksi bawang goreng yang mendjadi sumber pendapatannya dari sekitar dua kwintal per hari menjadi 15 kilogram saja. Bahkan, sesekali ia dan 43 karyawannya tak lagi berproduksi karena semakin tingginya harga bawang merah.
Jika cuaca normal dan harga bawang merah stabil, harga bawang goreng biasa ia jual seharga 60 ribu rupiah per kilogram, namun saat ini harganya juga mengalami lonjakan hingga 130 ribu rupiah per kilogram.
Tingginya harga bahan baku bawang merah membuat sejumlah pengusaha produksi olahan bawang goreng mengeluh. Selain karena harganya tak terjangkau, stok bawang merah di kabupaten probolinggo juga semakin menipis. Para petani tak berani lagi menanam bawang merah karena rusak akibat diguyur hujan.
Para pengusaha produksi olahan bawang kini mengambil langkah mengurangi jumlah produksi mereka dan hanya melayani permintaan lokal saja. Sementara untuk permintaan luar kota dan luar pulau seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Palu, untuk sementara waktu distop hingga harga bawang merah kembali normal.Sedangkan para petani bawang merah juga sudah mulai kembali menanam bawang dengan perawatan ekstra agar hasil panen mereka tidak rusak.
Nurul Khotimah, warga desa Tegal Rejo kecamatan Dringu kabupaten Probolinggo, salah satu pengusaha produksi olahan bawang daerah setempat tak mampu berbuat banyak, saat harga bawang merah sebagai bahan baku produksi olahannya terus merangkak naik hingga menembus angka 40 ribu per kilogram.
Sejak dua pekan terakhir, ia mengurangi jumlah produksi bawang goreng yang mendjadi sumber pendapatannya dari sekitar dua kwintal per hari menjadi 15 kilogram saja. Bahkan, sesekali ia dan 43 karyawannya tak lagi berproduksi karena semakin tingginya harga bawang merah.
Jika cuaca normal dan harga bawang merah stabil, harga bawang goreng biasa ia jual seharga 60 ribu rupiah per kilogram, namun saat ini harganya juga mengalami lonjakan hingga 130 ribu rupiah per kilogram.
Tingginya harga bahan baku bawang merah membuat sejumlah pengusaha produksi olahan bawang goreng mengeluh. Selain karena harganya tak terjangkau, stok bawang merah di kabupaten probolinggo juga semakin menipis. Para petani tak berani lagi menanam bawang merah karena rusak akibat diguyur hujan.
Para pengusaha produksi olahan bawang kini mengambil langkah mengurangi jumlah produksi mereka dan hanya melayani permintaan lokal saja. Sementara untuk permintaan luar kota dan luar pulau seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Palu, untuk sementara waktu distop hingga harga bawang merah kembali normal.Sedangkan para petani bawang merah juga sudah mulai kembali menanam bawang dengan perawatan ekstra agar hasil panen mereka tidak rusak.
sumber:www.kompas.com
1 komentar:
apa sanksi yg di berikan badan hukum kpd oknum2 yg tdk bertanggung jwab dlam penyelewengan harga bawang???????
Posting Komentar