Oleh : Nur Azizatul Munawaroh
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
Di
masa sekarang siapa yang tidak mengenal mie instan, hampir semua masyarakat
doyan mengkonsumsinya, dari balita sampai lansia semua menggemari makana n yang
satu ini. Selain mudah di cari, harganya pun murah meriah. Selain itu jenisnya
pun makin beragam dan bisa di konsumsi dimana saja, di rumah makan, restoran,
sekolahan dll.
Namun
perlu diingat bahayanya, akhir-akhir ini banyak yang merasa khawatir dengan
kandungan yang ada dalam mie instan, salah satunya adalah mie instan
banyak mengandung lilin yang menyebabkan orang yang mengkonsumsinya akan
mengalami pelengketan usus dan ususnya harus dipotong. Ahli gizi Afrinia
Ekasari menuturkan, mi instan terbuat dari bahan dasar tepung, terigu, telur,
air dan mineral, serta dilengkapi bumbu dan minyak sayur. Memang ada kandungan
vitamin, tapi pada faktanya, jauh dari standar untuk memenuhi angka kebutuhan
gizi. Terutama bagi anak-anak dan beberapa produk mi instan ada dalam
pengawasan ketat oleh Standart CAC (Codec Alimentarius
Comission),sementara produk mi lain belum tentu mengikuti standar ketat dan
diawasi oleh CAC. Jadi mie instant yang mana yang sebenarnya harus
di waspadai ??
Zaman sekarang mana ada sih makanan yang tidak berpengawet..!!,
Contoh
nya saja “Produk mie instan milik Indomie dicekal di Taiwan dan Hong Kong
karena alasannya menggunakan Methylparaben atau Methyl
P-Hydroxybenzoate (E218) sebagai pengawetnya. Apa itu zat pengawet E218? Benarkah
berbahaya?. Departemen Kesehatan dan badan pengawas makanan di Taiwan melakukan
razia di sejumlah supermarket untuk menarik produk Indomie sejak pekan lalu.
Departemen Kesehatan Taiwan beralasan Indomie menggunakan zat pengawet Methyl
P-Hydroxybenzoate yang tidak boleh digunakan untuk makanan. Di Taiwan zat
ini hanya digunakan untuk produk kosmetik agar tidak berjamur.
itulah stigma yang ada di masyarakat modern
sekarang ini. Dan sesuai dengan kenyataan nya hal ini memang benar bisa
dikatakan hampir 90% industry makanan kemasan menggunakan bahan pengawet,maka
ketika mi instant terusik isu pengawet beritanya menjadi besar,karena mi adalah
salah satu makanan instan yang paling banyak di konsumsi masyarakat. Ada
beberapa kandungan berbahaya pada mi instan, yakni bahan pengawet dan pewarna
yang tidak dapat diurai di dalam tubuh, sehingga cenderung tidak dapat
dikeluarkan. Jadi, apabila zat-zat tersebut terlalu sering dikonsumsi, dapat
mengendap dalam tubuh dan bersifat karsinogenik atau merusak.
Beberapa bahan pengawet yang sering ditemukan
didalam mi instan diantaranya adalah methyl
P-hydrokxybenzoate dan asam benzoate, yang sebenarnya masih aman
digunakan dalam kadar tertentu dan badan POM sudah membatasi penggunaan
pengawet ini tidak melebihi 250 mg/kg ,adapun di setiap Negara batas penentuan
kadar pengawet ini berbeda-beda contohnya di Amerika ,Kanada dan
Singapura berkisar antara 1000 mg/kg,hal ini tentu saja seimbang
dikarenakan pola konsumsi mi instan di setiap Negara berbeda-beda misalkan orang
Amerika serikat,mereka hanya mengkonsumsi mi instan 1 atau 2 kali dalam
seminggu,sementara di Indonesia orang bisa setiap hari mengkonsumsi mi insant.
Seandainya angka pengawet nya sama dapat dibayangkan rakyat Indonesia akan
terbiasa mengkonsumsi bahan pengawet 5-10 kali lebih banyak dari masyarakat
lainnya. Karena itu, untuk memenuhi zat gizi, sebaiknya mi instan ditambahkan
sayuran dan protein hewani seperti telur, ayam, udang dan jangan terlalu sering
mengonsumsi mi instan,” saran saya.
Apa itu methyl P-hydrokxybenzoate adalah
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration (FDA) seperti
dilansir Ehow, memasukkan Methyl P-Hydroxybenzoate sebagai zat pengawet yang
aman dan diperbolehkan untuk digunakan pada produk kosmetik, produk farmasi atau
obat.
Berikut adalah dampak Negatif dari terlalu
banyak kadar Nipagin (methyl hydrokxybenzoate) dalam tubuh :
1. Kanker Payudhara
2. Infertilitas (Mandul)
3. Alergi
4. Gangguan Pecernaan
5. Gangguan Pernafasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar